Sabtu, 09 November 2013

Otot dan Stamina Ayam Laga



 Otot dan Stamina Ayam Laga
  Apa yang penting yang menjadi patokan para bebotoh dalam mengukur kemampuan ayam dalam bertarung. Setiap bebotoh mempunyai standar yang beragam dan berbeda-beda. Wiring kuning, warna merah dan hitam,kaki yang tumpuk bila diangkat, pegangan yang pas dan cekelannya empuk seperti memegang bebek dan sebagainya. Semua ini berdasarkan dari hasil pengalaman para bebotoh yang telah melahirkan berbagai Jagoan yang selama ini diyakini mempunyai kekuatan dan pukul. Namun walaupun demikian, pukul sendiri memang belum memberikan suatu patokan yang pasti, dimana hal yang juga dapat dijadikan sebagai acuan adalah seberapa keras dan akurat pukulnya dan seberapa tahan napasnya.

  Akurasi pukulan pada ayam laga dipengaruhi dua faktor penting yaitu pertama perbandingan ideal tulang kaki dan faktor kedua adalah Otot yang berperan penting dalam menentukan arah, kecepatan dan kekuatan pukulan.

   Otot bekerja dengan cara menarik bukan mendorong. Kerja otot membutuhkan suatu senyawa yang disebut dengan ATP (adenosin triphospate) dan Creatin phospate yang juga bersal dari ATP. Beberapa sumber yang berpengaruh langsung adalah karbohidrat, lemak dan protein yang dioksidasi melalui siklus Kreb dan secara langsugn dapat membebaskan ATP yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar otot. Selain itu otot juga membutuhkan CALSIUM (Ca) dalam bekerja atau berkontraksi dan relaksasi. Inilah sebabnya mengapa ayam laga yang pakan utamanya Jagung mempunyai otot lebih bagus dan kekuatan pukul yang baik dibandingkan pakan utama yang lain.

   Bentuk otot yang baik pada ayam laga adalah otot yang berserabut halus tanpa perlemakan serta tanpa pembesaran sel otot sendiri. Hal ini untuk mendapatkan akurasi pukulan yang baik, sehingga otot harus kuat, liat dan lentur. Pada manusia dapat dianalogikan kira-kira sama dengan otot yang dimiliki atlit tinju kelas ringan, karate, lari cepat atau bulu tangkis yang mengutamakan kecepatan, kelenturan dan akurasi pukulan. Banyak bebotoh yang senang dgn tipe pukulan berat, padahal akan lebih baik bila ayam laga memiliki tipe pukulan yang mempunyai akurasi dan frekuensi yang tinggi, istilah lainnya adalah memukul dengan tepat, manggon dan cepat. Dan selain itu, ayam laga yang memiliki otot yang halus akan mempunyai kelebihan dan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mampu memukul di ruang sudut yang sempit dibandingkan dengan ayam berserabut otot yang kuat/berotot yang cenderung dan hanya dapat memukul baik jika mendapat ruang pukul yang cukup.

   Untuk kesehariannya, latihan yang diperlukan utk membentuk serabut otot yang halus adalah latihan kecepatan yang dilakukan tanpa beban. Kadang kala ada bebotoh yang melatih ayamnya dgn memberi pemberat pada kaki ayam atau menekan ayam sehingga ayam jalan setengah merangkak. Dengan metode latihan ini akan menghasilkan otot besar dan kuat tetapi lamban dan kaku. Latihan lari dengan cara mengitari babon/untulan akan jauh lebih baik daripada latihan yang mengutamakan kekuatan.

   Selanjutnya walaupun ayam laga telah memiliki Otot yang baik faktor lain yang mendukung dan sangat penting adalah Stamina. Stamina ayam laga tergantung 3 hal penting yaitu Kadar HB, Kemampuan Kerja Jantung, dan Paru-Paru. Untuk membuat HB yang tinggi, ayam laga harus mendapatkan nutrisi yang cukup. Nutrisi yang paling penting adalah protein, dan selain itu vitamin dan mineral akan sangat berperan dalam membentuk darah baru. Umumnya ayam laga di Indonesia hanya mendapatkan diet pakan utama berupa Gabah, beras merah atau jagung. Diet ini hanya mengandung protein berkisar sebesar 6%-8% . Dalam kondisi diet/pakan yang ditakar, ayam laga akan kesulitan menjaga stamina karena angka kebutuhan protein yang optimal bagi ayam laga adalah berkisar antara 12%-14%. Untuk hal ini, maka sangat dianjurkan sekali bagi bebotoh untuk memberikan makanan tambahan untuk mencukupi kebutuhan protein ayamnya.

   Cara lain yang digunakan oleh bebotoh untuk meningkatkan HB ataupun Stamina adalah memberikan suntikan Neurobion, akan tetapi pemberian suntikan neurobion tidak dapat langsung menghasilkan butir darah baru dengan segera, karena ayam laga masih membutuhkan protein dan mineral lain seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu). Pemberian pakan ayam petelur secara rutin yang memiliki kadar protein 18,0 dan kalori 1350 - 1400 akan memberikan hasil yang lebih baik, dan hal ini lebih baik dibandingkan dengan pemberian telur dan madu yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi (kalori tinggi), dan seringnya pemberian telur dan madu hanya akan membuat ayam laga cenderung menjadi lebih gemuk yang akhirnya dapat mengganggu aktivitas dan gerak ayam laga saat bertarung.

   Faktor lain di dalam meningkatkan dan menguatkan Stamina ayam laga adalah menjaga kerja jantung dan paru-paru secara maksimal, maka satu-satunya cara adalah memberikan latihan yang rutin dan cukup bagi ayam laga, dan tanpa adanya disiplin pada latihan, maka stamina ayam akan turun saat melakukan pertarungan. (by. Kamandaka. Ayamlaga.com )

Karakter Tulang Terbaik Ayam Bangkok

 Karakter Tulang Terbaik Ayam Bangkok
  Bagi penghobby tulen dan Petarung kalangan selalu mempertimbangkan aspek pendukung dan menjadi tolak ukur dalam menyeleksi kwalitas AyamTarungnya. Salah satu hal penting yang harus dan paling diperhatikan adalah karakter dan kerapatan tulang yang dimiliki oleh seekor Ayam Bangkok. Beberapa patokan yang sering digunakan untuk menandai kerapatan tulang adalah pada bagian :
1. Tulang Sambungan kepala dan leher lebih baik tidak menonjol.
2. Ruas tulang leher makin rapat semakin baik.
3. Celah sambungan leher dan bahu makin rapat semakin baik.
4. Tulang sayap dalam makin tebal semakin baik.
5. Tulang pinggul makin bulat (tidak bidang) semakin baik.
6. Tulang Wajah tidak kasar semakin baik.
7. Tulang dada makin lebar semakin baik (bukan meruncing).
8. Jarak tulang dada belakang dengan supit makin dekat semakin baik.
9. Tulang Supit makin rapat semakin baik (boleh longgar asal tebal dan kaku).



Salam kompak,
AyamLaga.COM
Portal & Komunitas Penggemar Ayam Laga Indonesia (by.Jackone)

Teknik Tarung Ayam Laga

 Teknik Tarung Ayam Laga

Ayam Laga mempunyai beberapa jenis teknik tarung yaitu:
  • Teknik Pukulan Satu. Ayam laga yang memiliki jurus ini fisiknya terkenal kuat, dadanya tegap, serta pundak dan lehernya tidak beruas.  Di arena adu ayam, ayam ini sering disebut berian atau di Thailand disebut mai li. Para petaruh jarang yang menjagokan ayam jenis ini, karena pukulan yang dikeluarkan hanya satu persatu.  Namun, ketika pukulan tersebut tepat mengenai lawannya, dapat dipastikan lawan tersebut akan kaget dan terpojok.  Teknik pukulan yang biasa dipakai adalah pukul depan dan pukul serong.
  • Teknik Pukulan Seri. Gaya bertarung pukulan seri ditandai oleh banyaknya pukulan yang terlontar dengan cepat tetapi terkarang kurang akurat.  Jika ayam tersebut berasal dari induk yang pernah menjadi jagoan kalangan, pukulannya sangat akurat sehingga tidak akan lama menghabisi lawan-lawannya.  Ayam laga dengan gaya bertarung seperti ini biasanya memiliki gerakan yang sangat lincah, dan lebih suka memukul lawannya dari arah depan.  Di Thailand ayam ini terkenal dengan nama mai dien.
  • Teknik Kunci Pukul. Gaya bertarung seperti ini sangat ditakuti dan sangat sulit dipukul oleh lawan karena mampu mengunci gerakan kepala dan leher lawan.  Caranya adalah menindih kepala dan leher lawan sehingga lawan mengalami kesulitan mencari kepala musuh. Di kalangan, ayam tipe ini disebut ngalungin.  Pukulan serong adalah senjata terbaiknya untuk memukul balik lawan.  Jika terkena pukulan ini, bagian atas leher dan kepala lawan bisa robek atau bengkak. Di Thailand, ayam aduan tipe ini disebut mai rau.
  • Teknik Pukulan Belakang. Gaya bertarung ayam ini termasuk unik, karena suka menyerang dan memukul lawannya dari arah belakang atau terkenal dengan istilah ngonde.  Selain terkenal sangat ampuh dan mematikan, pukulan dari belakang juga sulit diantisipasi lawan.  Ketika bertarung, ayam akan masuk dan mematuk kepala lawan, lalu dengan gerakan yang cepat memutar badan dan mematuk kepala lawan dari belakang.  Di Thailand, ayam aduan dengan gaya bertarung seperti ini disebut may deo.
  • Teknik Pukulan Teleh atau Janggut. Sebelum melontarkan pukulah teleh, ayam akan memainkan kepalanya di bawah leher lawan.  Setelah itu, dari bawah dagu lawan, ia melepaskan pukulan yang sangat keras.  Kekuatan pukulan tersebut menjadi dua kali lipat karena tenaga lawan yang bersiap untuk melakukan pukulan ikut tersedot sehingga bebannya menjadi dua kali lipat.  Di Thailand, ayam ini disebut mai u.
  • Teknik Ngoyor. Gaya bertarung tipe ini termasuk yang paling buruk, sebab musuh dapat dengan mudah memukul kepala yang sering berada di bawah.  Namun, jika posisi kepalanya sangat rendah, musuh akan mengalami kesulitan untuk melakukan pukulan.  Ayam dengan gaya bertarung tipe ini hanya memiliki senjata andalan berupa pukulan satu.  Jika tidak memiliki pukulan satu yang mematikan, ayam yang di Thailand disebut mai day do ini jarang diminati.

Salam kompak,
AyamLaga.COM
Portal & Komunitas Penggemar Ayam Laga Indonesia